Rakyatku
Oleh Aldrin Alfasya
Rakyatku adalah receh-receh tak menghamba
Rakyatku adalah,ketika esok telah disambut pundi-pundi cemeti
Rakyatku adalah berkilo-kiloliter bahan bakar bersubsidi
Rakyatkulah yang dewanya patung-patung pemikul lencana emas
Rakyatku juga adalah nominal yang dianggarkan saat pantat-pantat mucikari itu berdiskusi
Hanya rakyatku sangat berbaik hati
Yang mau membayar patung-patung buntung dengan nilai tinggi
Hei kau!Tiang-tiang di seberang jalan
Yang congkak berdiri dari hasil kami
Bahwa kaki tanganmu telah kandas di meja judi kreditan saat rezim orde baru
Dan lagi-lagi emas rakyatku dicuri
Hingga harga dirinya masih sebatas busur dan panah
Dan ketika mereka ingin menghirup hawa gunung
Para utusan adikuasa telah bersiap menembak mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar